Menu

Rabu, 29 Februari 2012

Hobi, Menulis dan Informasi


Hobi berasal dari bahasa Inggris yaitu “hobby” yang berarti kegemaran. Mungkin pembaca memiliki beragam hobi yang tentunya sangat berarti dan bisa membuat pembaca relax. Semua manusia tentunya mempunyai hobi, termasuk pembaca. Apakah hobi saudara? Apakah saudara pernah memperhitungkan berapa biaya yang dikeluarkan untuk menyalurkan hobi dan keuntungan buat saudara. Mungkin tidak akan pernah diperhitungkan demi untuk menyalurkan satu kata yaitu “hobi”.
Bagaimana cara saudara menyalurkan hobi? Apapun hobi saudara, mari tunjukkan bahwa hobi saudara bermanfaat! Apakah membaca dan menulis itu termasuk hobi? Dan apakah satu atau kedua kata tersebut menjadi hobi saudara? Ketika saudara menjawab ‘Iya”. Untuk apa saudara membaca? Dan untuk apa saudara menulis?
Kedua kata tersebut merupakan dua hobi yang tidak akan pernah bisa terpisahkan. Karena menulis merupakan sarana transfer informasi dari penulis kepada pembaca. Menulis, membaca dan meneliti merupakan tiga aspek yang sangat erat hubungannya.
Dengan mempunyai hobi menulis saudara harus menjadi seorang pembaca yang baik, untuk memperoleh informasi yang akan disampaikan kepada pembaca. Supaya tulisan digemari oleh orang lain karena informasi yang disampaikan beragam dan bermanfaat bagi pembaca. Dengan membaca dapat diperoleh informasi baru dari penulis. Sedangkan dengan meneliti dapat melakukan pembuktian kebenaran gagasan atau ide penulis.
Ada banyak macam tulisan. Namun pada umumnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu tulisan fiksi dan tulisan non-fiksi. Contoh tulisan non-fiksi yaitu berupa tulisan ilmiah digolongkan menjadi dua, yaitu tulisan ilmiah hasil penelitian dan tulisan ilmiah tanpa penelitian. Contoh tulisan ilmiah hasil penelitian adalah skripsi, tesis, artikel ilmiah, jurnal ilmiah dan lainnya. Sedangkan contoh tulisan ilmiah tanpa penelitian adalah buku (bahan ajar), artikel teoritik, jurnal teoritik, makalah ilmiah atau yang sejenisnya dan berita (surat kabar atau yang lainnya).
Dari mata kuliah yang pernah saya ikuti, di dalam menulis tulisan ilmiah bahasa yang digunakan harus logis, lugas, jelas, formal, obyektif, ringkas dan padat, konsisten, menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan menggunakan paragraf yang benar. Di dalam menulis berita harus berita yang hangat (tidak basi).
Dari mata kuliah yang pernah saya ikuti, paragraf yang baik berciri memiliki pernyataan pokok bahasan dan pernyataan rincian. Panjang paragraf tidak pasti, tergantung panjang atau pendeknya rincian yang disajikan oleh penulis. Namun pada umumnya surat kabar memiliki kurang dari 70 kata, majalah populer 100 – 150 kata, buku 150 – 200 kata sedangkan buku ajar 75 – 200 kata.
Di dalam penulisan fiksi berprinsip pada latar belakang sasaran pembaca. Bahasa yang digunakan harus mudah dipahami oleh semua kalangan. Di dalam menulis fiksi hanya berprinsip pada unsur seni dan tanpa melupakan unsur sopan santun.
Dari diskusi internal Fordi Mapelar yang pernah saya ikuti, saya menyimpulkan bahwa cara membiasakan diri untuk menulis:
1.      Lingkungan Pemaksa
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan sosial dan tingkah laku seseorang. Diperlukan lingkungan yang mendukung atau memaksa individu untuk menjadi seorang penulis baru.
2.      Bahan atau Materi
Menulis tentunya membutuhkan bahan yang akan ditulis. Untuk menyajikan informasi yang baru, bermanfaat dan menarik pembaca. Informasi dapat diperoleh dengan indera pendengaran dan/atau penglihatan serta menulis dengan sudut pandang yang lebih kreatif.
3.      Kemauan
Sebagian besar orang akan berkembang berawal dari paksaan, entah dari diri sendiri maupun orang lain. Kesadaran dari dalam diri individu sangat diperlukan untuk membangun dirinya sendiri yang menjadi niat dan motivasi kehidupannya.
4.      Membiasakan
Membentuk kebiasaan baru merupakan suatu hal yang sulit. Kebiasaan dapat dilakukan secara bertahap atas kemauan individu.
Dari diskusi internal Fordi Mapelar yang pernah saya ikuti, saya menyimpulkan bahwa menulis mempunyai empat kelebihan yaitu:
1.      Abadi, tulisan bersifat awet (tahan lama), jadi informasi yang dimiliki penulis dapat tersampaikan setelah penulis meninggal dunia (asalkan naskah masih ada).
2.      Struktur bahasa lebih terarah, berurutan dan sistematik. Sehingga informasi yang disampaikan lebih kritis dan tajam dibanding dengan lisan. Jika tulisan dimaksudkan untuk mempengaruhi orang akan lebih mudah berhasil jika menggunakan perasaan dan dengan sastra tinggi.
3.      Pembaca dapat menilai dengan seksama, karena tulisan dapat dibaca berulang kali. Berbeda dengan lisan, hanya dapat diterima satu kali (kecuali menggunakan rekaman).
4.      Lebih efektif dalam mengopinikan gagasan. Karena penulis dapat mengekspresikan gagasannya di tulisan tanpa adanya campur tangan orang lain.
Salah satu hasil dari penyaluran hobi adalah bacaan yang saat ini sedang saudara baca. Akhirnya selamat menulis!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar