Menu

Senin, 26 Desember 2011

Monumen Trisula


Monumen Trisula adalah sebuah monumen yang terletak di terletak berdekatan dengan Kantor Kecamatan Bakung, Kantor Polisi Kecamatan Bakung, Puskesmas Bakung,Lapangan Desa Bakung, Kantor Desa Bakung, SMK N 1 Bakung (tempat saya menuntut ilmu saat remaja), SMP N 1 Bakung (tempat saya menuntut ilmu dahulu) dan SD N Bakung 1 (tempat saya menuntut ilmu sewaktu kecil), berada di Dusun Bakung Utara, Desa Bakung, Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar. Monumen ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah, karena monumen ini dibangun untuk mengenang kemenangan warga Indonesia melawan G 30 S/PKI. Kita mengenal G 30 S/PKI sejak kita belajar Mata Pelajaran Sejarah. G 30 S/PKI merupakan singkatan dari Gerakan 30 September.  

Pahlawan adalah orang yang keberanian dan pengorbanannya sangat menonjol jika dibandingkan orang lain. Pada situasi ini pahlawan juga berusaha untuk menegakkan kebenaran. Berdasarkan yang tertulis di bagian dinding patung, pahlawan - pahlawan yang gugur akibat penghianatan/keganasan G 30 S/PKI di Blitar Selatan digolongkan sebagai berikut:

A.B.R.I
1.      Letda Kartomo                    20534                   YONIF 521
2.      Pelda Moenasir                    254408                 YONIF 531/R
3.      Serma Misiran                      117207                 YON 531 R
4.      Sertu Soebijanto                   105557                YONIF 511
5.      Sersan Purna Soehardjo                                    PUSKOPAD DAM/VIII/BRAW
6.      Koptu Soekarman                G 624375623       YONIF 511
7.      Kopda Samoe’in                  G 624273752       YONIF 511
Karyawan – Hansip – Rakyat
8.      Solikin                                              Kepala Desa Rejoso
9.      Saimin                                              Kamituwo Bendosari
10.  Hardjo Setoe                                    Kamituwo Kaligrenjeng
11.  Kasan Iman                                      Jogoboyo Sukorame
12.  Marwoto                                          Jogoboyo Bendosari
13.  Doelmanan                                       Modin Sukorame
14.  Sariman                                            Mandor Hutan Bendosari
15.  Soeto                                               Mandor Jalan Maron
16.  Soesanto                                          Guru SD Panggungasri
17.  Soewarni                                          Dan Ru Hansip Bendosari
18.  Marli                                                Hansip Panggungduwet
19.  Djarno                                             Hansip Panggungduwet
20.  Soepardi                                          Hansip Kaligentong
21.  Djaiman                                           Rakyat Bendosari
22.  Maksoem                                        Rakyat Plosorejo
23.  Manoe                                            Rakyat Dawuhan
24.  Kastomo                                         Rakyat Sukorejo
25.  Tokermo                                         Rakyat Sukorejo
26.  Marsono                                         Rakyat Sukorejo
27.  Soemarto                                        Rakyat Sukorejo
28.  Soedjanto                                       Rakyat Sukorejo
29.  Bedjo                                             Rakyat Sukorejo
30.  Tukijo                                             Rakyat Sukorejo
31.  Markun                                           Rakyat Sukorejo
32.  Ngatiman                                         Rakyat Sukorejo
33.  Ukir                                                 Rakyat Kedungganti 

Monumen Trisula diresmikan oleh Deputy Kasad Bapak Letjen TNI M. Jasin pada tanggal 18 Desember 1972. Pada dasarnya monumen ini terdiri dari dua bangunan inti, yaitu patung beserta pelengkapnya dan pesanggrahan yang digunakan menyimpan beberapa kenangan peninggalan bersejarah ini yang dilengkapi dengan taman yang bertanam beberapa tanaman bunga, pohon cemara dan beringin di sekeliling patung dan pesanggrahan, sehingga terlihat asri.
Untuk mengenang jasa para pahlawan, tradisi jalan kaki dengan memakai pakaian pramuka lengkap yang diikuti oleh pelajar (SMP, MTs, SMA, MA dan SMK se-Kabupaten Blitar (atau SMP dan SMA sederajat se-Kabupaten Blitar)) dan masyarakat desa di Kabupaten Blitar dari Monumen Trisula sampai Taman Makam Pahlawan Kota Blitar (dahulu) yang kemudian dipindah ke Lodoyo terbentuk, meski harus mengorbankan waktu istirahat hingga sangat melelahkan. Karena kegiatan ini dilakukan setiap tahun (sekali dalam setahun) di malam hari. Namun antusiasme warga dan pelajar sangat besar.
Mengikuti acara tradisional jalan kaki dari Monumen Trisula merupakan salah satu kebanggaan buat warga maupun pelajar. Karena tidak semua orang yang berkeinginan ikut, berkesempatan mengikuti dengan pertimbangan jumlah peserta yang terbatas dan harus berkelompok dan kesehatan (kemampuan fisik). Kebanyakan Sekolah dan Desa hanya mengeluarkan 2 (dua) pleton, yaitu satu pleton cewek dan satu pleton cowok, dengan jumlah 1 (satu) pemimpin pleton, 1 (satu) wakil pemimpin pleton dan 15 anggota.
Monumen ini sangat cocok sebagai pilihan liburan bersama teman maupun keluarga. Keberadaan monumen dan sekitar masih dapat dibilang alami dan sejuk. Karena masih terdapat pepohonan yang rindang di sekeliling monumen tersebut. Dan keberadaannya yang tidak terlalu jauh dengan Pantai Pangi, Pantai Pasur, Pantai Tambak Rejo dan Gua Embultuk menjadikan daya tarik tersendiri. Karena dengan mendatangi tempat ini, pengunjung yang suka dengan pantai dapat melanjutkan perjalannya ke pantai yang juga terdapat di Blitar Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar